Apa Kabar UBKD Asesmen Kompetensi Minimum Pengganti UNBK  ?, Sebuah Coretan Seorang Proktor

Apa Kabar UBKD Asesmen Kompetensi Minimum Pengganti UNBK ?, Sebuah Coretan Seorang Proktor

Tulisan yang saya buat ini ternyata mengingatkan kembali bahwa UNBK yang telah dihapus oleh Kemendikbud akan diganti oleh Aseesmen yang tidak berbasis siswa lagi terus bersiap walau pandemi Covid19 masih belum teratasi sampai saat ini. Ternyata di awal November ini asesmen pengganti tersebut sudah mulai melakukan berbagai persiapan persiapan menuju hari H yang kemungkinan akan dilaksanakan pada akhir Maret atau awal April 2021. Demikian disampaikan oleh pembicara kemendikbud yang saya ikuti dalam kegiatan Simulasi Berskala Besar kedua  melalui live streaming 4 -5 November 2020.




Seperti yang kita ketahui bahwa pengganti UNBK bukan hanya AKM saja tetapi ada 2 jenis Asessmen lainnya yaitu Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar semuanya ini dikemas dalam satu assesmen yang disebut dengan istilah UBKD atau Ujian berbasis komputer daring, walaupun istilah ini menurut pembicara dalam simulasi ini masih dalam pengkajian karena masih menggunakan istilah Ujian. Istilah Ujian mengacu kepada lulus atau tidak lulus namun didalam UBKD tidak lagi mengenal istilah tersebut.



Namun demikian dalam UBKD masih melibatkan siswa walaupun hanya diambil sampling saja yaitu sebanyak 45 siswa untuk SMP/SMA/SMK dan 30 siswa untuk SD setiap sekolah selama 2 hari, karena didalam UBKD akan mengukur kemampuannya dalam hal literasi membaca dan numerasi melalui AKM. Seperti pencerahan yang saya dapatkan dalam simulasi kali ini bahwa nantinya AKM akan mennggunakan asesmen MSAT (Multi Stage Adaptive Test), mohon dibetulkan kalau salah tulis, karena saya hanya mengikuti secara online dan coretan saya ini saya tulis kembali di blog ini. Apa itu MSAT ? masih menurut pembicara ini bahwa nantinya AKM akan dibagi dalam Stage per stage dengan jumlah 3 Stage atau 3 Tangga dan setiap Stage terdiri dari 10 soal untuk SD dan 15 soal untuk SMP?SMA/SMK. Jadi total jumlah soal keseluruhan adalah 30 untuk SD dan 45 untuk SMP/SMA/SMK yang harus dijawab dengan waktu 90 menit. Ada hal yang menarik didalam mengerjakan soal soal AKM dimana , siswa setelah menyelesaikan satu stage yang dikerjakan tidak bisa kembali ke stage sebelumnya.



Hal yang menguntungkan tampaknya dalam pelaksanaan tidak serumit UNBK semi online seperti tahun tahun sebelumnya. Satu yang paling memudahkan bagi proktor adalah dari segi peserta yang lebih sedikit dan tidak lagi membutuhkan PC server lokal walaupun kebutuhan bandwidth nantinya akan meningkat minimal 12 mbps. Jumlah perangkat komputer yang dipersiapkan juga tidak sebanyak UNBK yaitu hanya 15 unit untuk SMP dan 10 unit untuk SMP/SMA/SMK yang dibagi dalam 3 sesi nantinya. Peserta asesmen nantinya akan dipilih acak oleh kemendikbud dan bukan ditentukan oleh sekolah.



Simulais berskala besar yang saya ikuti kali ini sangat membantu memahami sistem online dalam ujian ini.  Aplikasi ExamBrowser yang dulu di pasang di komputer client dan server sekarang juga masih tetap menggunakannya walaupun untuk exsambrowser server tidak butuh spesifikasi komputer spek dewa seperti dulu, cukup dengan spek biasa minimal RAM 2 GB, Resolusi layar minimal 1024 x 720, OS minimal Windows 7 seri lebih tinggi. Spesifikasi ini memang harus ditunjang dengan kecepatan internet yang stabil dengan kebutuhan kurang lebih 1 mbps per komputer agar nantinya tida ada masalah dalam hal jaringannya.


Nah, mungkin ini dulu pencerahan yang saya dapat dalam progres  AKM 2020. sekali lagi coretan ini mungkin ada beberapa bagian yang masih kurang jelas karena kegiatan ini bersifat online yang diikuti proktor proktor di sekolah seluruh tanah air. 

Advertisement

Baca juga:

------------- READ NEXT -------------