Perhelatan besar Kemdikbud setiap tahun dibulan April adalah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Di tahun 2019 ini diikuti oleh 7 juta lebih siswa baik tingkat SMA, MA, SMK, SMP mupun MTs. Walaupun konsep ujian hanya mengubah yang biasanya menggunakan alat tulis dan kertas, kini menjadi komputer jaringan sebagai tumpuan utama untuk ujian nasional, namun banyak hal yang harus menjadi perhatian bersama. Catatan positif yang harus diacungi jempol adalah kecurangan dalam menjawab soal bisa diminimalisir bahkan bisa diberantas tuntas. Namun dibalik itu banyak masalah tersisa baik yang bertanggungjawab langsung terhadap suksesnya pelaksanaan UNBK seperti pihak sekolah, proktor dan teknisi maupun yang tidak langsung seperti siswa dan orang tua siswa. Catatan saya kali ini akan mencoba menulis seberapa masalah tersisa tersebut yang bisa menjadi evaluasi terutama dipandang dari dari sisi seorang Proktor seperti saya yang merupakan salah satu pilar utama dalam mensukseskan UNBK. Berikut ulasan selengkapnya :
Masalah masalah lain yang saya alami sendiri dengan laptop pinjaman orang tua adalah kecemburuan orang tua yang punya laptop dengan yang tidak karena ada beberpa orang tua yang tidak mau berbagi dengan yang tidak punya laptop, menyusun tempat duduk yang rumit dimana si empunya laptop harus menggunakan laptopnya sendiri, laptop yang tertukar, rusak bahkan hilang akibat kesalahan pendataan.
Masalah kedua yang masih berkaitan dengan infrastruktur adalah belum ada jaminan dari PLN pada saat ujian berlangsung jaringan listrik tetap hidup dengan normal. Beberapa kasus yang saya alami adalah sering matinya listrik sehingga bisa mengganggu jaringan intranet naupun jaringan internet. Hal paling fatal jika UPS tidak bertahan lama untuk memberi kesempatan menonaktifkan VHD sehingga kerusakan fatal VHD bisa saja terjadi hanya karena jaringan listrik yang sering mati hidup. Pengadaan genset juga menjadi kendala disaat input arus yang kurang baik walaupun sudah diprotek dengan stabilizer.
Hal ketiga adalah kualitas jaringan internet. Alhamdulillah tahun ini sekolah sudah masuk jaringan internet milik telkom dengan kecepatan lebih dari cukup untuk 3 server. Namun ada catatan buruk untuk UNBK tahun lalu dimana 4 hari ujian, sekolah hanya mengandalkan modem USB karena jaringan internet melalui radio dengan kecepatan 2 mbps kualitasnya sangat buruk. Saat hari H berlangsung internet menyentuh 0 mbps dan tidak ada solusi apapun dari pihak provider.
1. Kualitas Infrastruktur Komputer, Listrik, Jaringan Internet yang sangat minim
Catatan pertama yang harus diatasi bersama baik oleh pemerintah maupun stake holder lainnya adalah pengadaan komputer itu sendiri. Sekolah tentu tidaka akan mampu mengadakan perangkat komputer sebanyak itu. Di sekolah saya tahun ini jumlah siswa yang mengikuti UNBK adah 249 terbagi dalam 3 sesi. Dimana persesi harus tersedia perangkat komputer sebanyak 249: 3 = 83 komputer; Selama ini sekolah tempat saya bertugas dengan status ujian mendiri hanya mengandalkan laptop pinjaman dari orang tua siswa dan meminjam punya guru karena perangkat komputer disekolah tidak mencukupi untuk ujian sebanyak 3 sesi. Masalah lain yang muncul dengan laptop pinjaman adalah kita tidak bisa mengontrol kesehatan laptop pinjaman.tersebut. Hampir 30 persen laptop dari keseluruhan yang dikumpul tidak layak pakai dengan berbagai masalah seperti tombol keyboard rusak, track pad rusak, virus yang menghapus otomatis file eksekusi exambrow, tidak ada colokan LAN, driver LAN yang tidak cocok dan berbagai masalah lainnya. Sehingga walaupun tampaknya laptop orang tua yang dikumpulkan sudah cukup untuk ujian, namun jika hitung tetap kurang karena banyaknya laptop yang tidak layak pakai.Masalah masalah lain yang saya alami sendiri dengan laptop pinjaman orang tua adalah kecemburuan orang tua yang punya laptop dengan yang tidak karena ada beberpa orang tua yang tidak mau berbagi dengan yang tidak punya laptop, menyusun tempat duduk yang rumit dimana si empunya laptop harus menggunakan laptopnya sendiri, laptop yang tertukar, rusak bahkan hilang akibat kesalahan pendataan.
Masalah kedua yang masih berkaitan dengan infrastruktur adalah belum ada jaminan dari PLN pada saat ujian berlangsung jaringan listrik tetap hidup dengan normal. Beberapa kasus yang saya alami adalah sering matinya listrik sehingga bisa mengganggu jaringan intranet naupun jaringan internet. Hal paling fatal jika UPS tidak bertahan lama untuk memberi kesempatan menonaktifkan VHD sehingga kerusakan fatal VHD bisa saja terjadi hanya karena jaringan listrik yang sering mati hidup. Pengadaan genset juga menjadi kendala disaat input arus yang kurang baik walaupun sudah diprotek dengan stabilizer.
Hal ketiga adalah kualitas jaringan internet. Alhamdulillah tahun ini sekolah sudah masuk jaringan internet milik telkom dengan kecepatan lebih dari cukup untuk 3 server. Namun ada catatan buruk untuk UNBK tahun lalu dimana 4 hari ujian, sekolah hanya mengandalkan modem USB karena jaringan internet melalui radio dengan kecepatan 2 mbps kualitasnya sangat buruk. Saat hari H berlangsung internet menyentuh 0 mbps dan tidak ada solusi apapun dari pihak provider.