Menata Kembali Jenis Hukuman Untuk Siswa Berperilaku Buruk

Menata Kembali Jenis Hukuman Untuk Siswa Berperilaku Buruk

Pernahkan anda waktu sekolah dulu di jewer oleh guru atau disuruh berdiri sampai jam belajar berakhir karena tidak hafal menyanyi lagu Garuda Pancasila ? atau disuruh keliling lapangan oleh guru karena tidak mengerjakan PR ? saya yakin pernah dan hal seperti ini biasa dilakukan oleh para guru pada masa kita masih kecil. Lalu sekarang mengapa banyak orang tua dan masyarakat yang protes dengan hukuman yang sesungguhnya biasa diterapkan pada masanya ? mari kita lihat analisis saya yang mungkin bisa jadi menjadi introspeksi kita semua.

Memberikan reward dan punishment dalam dunia pendidikan harus dilakukan. Siswa yang pinter dan berkelakuan baik harus diberikan penghargaan baik secara moril (ucapan) maupun materiil (hadiah) demikian sebaliknya siswa yang kurang mengikuti pembelajaran dan berkelakuan tidak baik harus tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki prestasinya dan memperbaiki kesalahan dan perilakunya. Tindakan dengan tujuan seperti diatas mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk diterapkan karena dari sisi orang tua mempunyai persepsi berbeda dengan persepsi seorang pendidik. Banyak mis konmunikasi, mis peresepsi atau kesalah pahaman yang sering terjadi antara orang tua dan pendididk dalam hal memberikan punishment (hukuman) kepada anaknya. Saya akan beri contoh seringnya terjadi kesalah pahaman ini, seperti seorang guru memberikan hukuman berdiri siswanya karena tidak mengerjakan PR, ketika berdiri tiba tiba siswa tersebut tidak tahan dan jatuh karena kelamaan berdiri. Bagi seorang guru tidak ada masalah dengan hukuman tersebut karena guru menganggap hukuman ini layak dan tidak akan membahayakan si siswa tersebut. namun karena dari hukuman tersebut membuat seorang anak terluka maka inilah yang menjadi sebab permasalahannya, setelah di telusuri penyebabnya adalah siswa tidak tahan berdiri karena pagi tidak pernah sarapan, berdiri dengan perut kosong akan membuat siswa rentan untuk pingsan.

Menata Kembali Jenis Hukuman Untuk Siswa Berperilaku Buruk
Banyak hal hal kejadian lain yang sering memicu perseteruan antara orang tua dan guru dalam memberikan hukuman kepada anak. Untuk itu berikut ini adalah hal yang harus dilakukan oleh untuk memberikan hukuman yang baik kepada anak yang berperilaku buruk disekolah :

  • Saling percaya dan saling memahami fungsi dan tanggung jawab masing masing adalah kunci utama. Harus ada kesepakatan bersama sebelumnya dengan sebuah peraturan yang mendetail dan disetujui semua elemen sekolah. Jika ada masalah dengan anak harus cepat dikomunikasikan dengan niat yang baik, jangan terus berlama lama
  • Guru sebagai garda terdepan dalam mendidik anak di sekolah harus bisa memilih hukuman yang cocok untuk tingkat usianya. Demikian juga guru harus bisa mengevaluasi jika hukuman diterapkan bisa membuat efek memperbaiki perilaku ataukah malah sebaliknnya. Guru juga harus tahu tentang Undang Undang Perlindungan Anak tentang hak hak anak dalam kegiatan pembelajaran. Efek lain dari batasan hukuman yang dibuat oleh guru adalah semakin tidak terkontrolnya perilaku buruk anak dan guru tidak mampu untuk memberikan hukuman yang lebih tegas untuk memberikan efek jera pada anak. Harus ada win win solution disini yang harus dibuat oleh pemerintah jika pemerintah ingin menghialngkan status darurat moral.
  • Orang tua juga sebenarnya sama fungsinya dengan guru dalam memberikan hukuman pada anak, harus membuat efek jera. Kelebihannya adalah jika orang tua salah memberikan hukuman pada anak efeknya tidak separah efek guru memberikan hukuman kepada anak.Banyak orang tua yang memberikan keteladanan buruk kepada anak. Orang tua yang bermasalah hampir semua anaknya bermasalah di sekolah. Terutama masalah ekonomi. Orang tua yang merantau, orang tua yang bercerai atau kasus kasus orang tua yang lain akan membuat anak mencari jalannya sendiri. Jika seorang anak berperilaku buruk akibat bentukan lingkungan dan ini dibawa kesekolah . dan ketika disekolah membuat onar dan banyak melanggar peraturan sekolah, jika guru memberikan hukuman yang pantas dan orang tua tida terima. Saya pikir orang tua juga harus di persalahkan dan dipertanyakan akan tanggungjawab perilaku anaknya ketika di rumah.
Kesimpulannya adalah guru memberi hukuman kepada anak tidaklah mudah pada masa sekarang ini. Lebih banyak efek buruk yang terjadi termasuk kesalahfahaman walaupun semuanya sudah sesuai koridor yang jelas. Saya tidak berani menghubungkan darurat moral dengan longgarnya hukuman yang diberikan kepada anak. Namun alangkah baiknya jika pemerintah ingin memberikan perhatian tentang darurat moral ini dengan mengkaji secara menyeluruh termasuk tayangan tayangan di media massa dan membuat regulasi dan pengawasan yang jelas tentang perilaku anak yang buruk ini. Jika tidak maka darurat moral akan semakin merajalela.
Advertisement

Baca juga:

------------- READ NEXT -------------